Tatacara Sholat Istikhoroh

Tatacara Sholat Istikhoroh
Tatacara Sholat Istikhoroh

 

Tatacara Sholat Istikhoroh

Sholat Istikhoroh ialah shalat sunah dua raka'at untuk memohon kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik di antara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya. Yakni apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan sesuatu maksud, sedang ia ragu-ragu dalam pekerjaan atau maksud itu, apakah dilakukan terus atau tidak. Maka untuk memilih salah satu dari dua hal diteruskan atau tidak, disunahkan shalat istikharah dua raka'at.

Shalat istikharah dan shalat hajat waktunya lebih utama, jika dikerjakan seperti shalat tahajjud yakni di malam hari, dan dikerjakan seperti shalat biasa, sesudah selesai shalat dengan sempurna kemudian terus berdoa dengan doa istikharah dan sesudah berdoa hendaklah memilih dalam hati, mana yang cenderung hati antara dua hal itu.

Lafazh niatnya ialah sebagai berikut :

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushollii sunnatal istikhooroti rok’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya, “Aku berniat melaksanakan shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Doa Istikhoroh

ااَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ،
فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ،
اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَاذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ، وَمَعَاشِيْ، وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ، فَاقْدُرْهُ لِيْ، وَيَسِّرْهُ لِيْ، ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ،
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَاذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ، وَمَعَاشِيْ، وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ، فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ، وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Allaahumma innii asta-khiiruka bi'ilmika, wa astaqdiruka biqudrotika, wa as-aluka min fadh-likal 'azhiim, fa-innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta'lamu wa laa a'lamu, wa anta 'allaamul ghuyuub. Allaahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amro khoirun lii fii diinii, wa ma'aasyii, wa 'aaqibati amrii, faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi, Wa in kunta ta'lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii, wa ma'aasyii, wa 'aaqibati amrii, fash-rif-hu 'annii, wash-rifnii 'anhu, waqdur liyal khoiro haitsu kaana, tsumma ardhinii bih.

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu, dan aku mohon anugerah-Mu Yang Maha Agung. 
Sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui hal yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untuk agama, kehidupan dan akhir urusanku, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkan ia untukku, kemudian berkahilah ia untukku. 
Tapi jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk agama, kehidupan dan akhir urusanku, maka jauhkan ia dariku, dan jauhkan aku darinya. Tapi yang terbaik untukku di mana pun itu, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya" (HR. Al-Bukhari 7/162).***

 

Keterangan :

Waktu menyebutkan hal yang dimaksud dalam doa tersebut di atas hendaklah disebutkan apa yang dimaksud persoalan itu

sesudah berdoa mintakanlah apa apa yang baik dilaksanakan menurut cita cita dan maksud kita itu. apa yang mendatang yang kuat dalam hati dan mantap hati kita itulah kita laksanakan dan yang baik kita perbuat

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel